Langsung ke konten utama

Unggulan

PENYIMPANGAN PENGGUNAAN DANA HIBAH DENGAN CARA MEMBUAT PROYEK FIKTIF

ARTOSULAWESI.MY.ID - Universitas Kanjuruhan Malang telah menerima dana hibah sebesar Rp3 miliar dari Dirjen Dikti. Kemudian, Drs. Parjito, M.P., (Terdakwa) selaku Pembantu Rektor I dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), merancang proyek fiktif berupa pembangunan Gedung Multikultural senilai Rp2,29 miliar bersama-sama dengan Rektor dan Bendahara Universitas. Namun, pengerjaan gedung sebenarnya telah dilakukan secara mandiri oleh pihak Universitas yang dananya berasal dari PPLPT-PGRI. Akan tetapi, Terdakwa menggunakan dan menandatangani dokumen fiktif berdasarkan pembangunan tersebut untuk mencairkan dana hibah kepada PT APK (penyedia) yang kemudian ditransfer kembali ke rekening Rektor Universitas. Terdakwa juga mendapatkan keuntungan pribadi sebesar Rp300 juta. Alhasil, negara dirugikan sebesar Rp2.091.428.000. Terdakwa dinyatakan terbukti bersalah melakukan korupsi secara bersama-sama sesuai Pasal 3 jo Pasal 18 Ayat (1) huruf a, b Ayat (2) dan Ayat (3) UU 31/1999 oleh Pengadilan Negeri S...

HIJRAH (Prophet For Our Time)

 


HIJRAH 


Semua orang di Makkah segera sadar akan kerentanan Muhammad dalam situasinya yang baru. Abu Lahab tidak mengusir Muhammad: seorang kepala suku semestinya memberi semacam perlindungan kepada anggota klannya. Kegagalan menjalankan tugas ini pada awal jabatannya merupakan pertanda kelemahan. Tetapi tampak jelas bahwa dia mengulurkan perlindungannya dengan sangat dongkol. 

Tetangga-tetangga Muhammad melakukan berbagai perbuatan buruk, melemparkan kotoran domba kepada Muhammad saat beliau sedang shalat, dan bahkan suatu kali memasukkannya ke dalam wajan memasak milik keluarga Nabi. Suatu hari, seorang Quraisy muda menyiramkan najis ke seluruh tubuh Muhammad saat beliau sedang berjalan di kota. Ketika putrinya, Fathimah, melihat beliau dalam keadaan ini, air matanya berlinang. "Jangan menangis putri kecilku," 

Muhammad menenangkannya dengan lembut, sembari Fathimah berusaha untuk membersihkan kotoran di tubuh Nabi. "Tuhan akan melindungi ayahmu." Tetapi kepada dirinya sendiri, beliau menambahkan dengan muram: "Quraisy tak pernah memperlakukanku seperti ini semasa Abu Thalib masih hidup." Kelemahannya barangkali memengaruhi posisi sebagian kaum Muslim yang lebih rentan. Abu Bakar,umpamanya, adalah yang paling dirugikan oleh pemboikotan. Dia tinggal di distrik klan Jumah, dan kepala klan itu, Ummayah ibn Khalaf, yang sering menjemur Bilal di bawah terik matahari, kini merasa bebas untuk melakukan hal yang sama kepada Abu Bakar. Dia mengikatkannya kepada ponakan mudanya dan meninggalkan mereka di bawah terik matahari dalam keadaan terluka dalam posisi menghinakan ini. Taim, klan mereka, terlalu lemah untuk melindungi mereka. Maka, karena menyadari bahwa dia tak punya masa depan di Makkah, Abu Bakar berangkat untuk bergabung dengan komunitas emigran Muslim di Habasyah.

Namun dalam perjalanan, dia bertemu dengan Ibn Dughunnah, salah seorang sekutu Badui kaum Quraisy, yang terkejut mendengar apa yang telah terjadi. Dia mendesak Abu Bakar untuk kembali ke Makkah, dan secara formal menempatkan Abu Bakar di bawah perlindungannya sendiri. Karena kelompok mapan Quraisy ingin mengembangkan hubungan persekutuan dengan Ibn Dughunnah, mereka sepakat dengan pengaturan ini, tetapi meminta agar dia memastikan bahwa Abu Bakar tidak melakukan shalat atau membaca Al-Quran di hadapan publik. Abu Bakar begitu populer dan karismatik, jelas mereka, sehingga dia akan menarik pada pemuda untuk menjauhi agama resmi suku. Maka Abu Bakar beribadah sendirian, membuat sebuah masjid kecil di depan rumahnya.

Situasi ini jelas-jelas tidak memuaskan. Muhammad mencoba menemukan pelindung baru bagi dirinya sendiri di oasis Thaif yang subur dan nyaman, tetapi upaya itu tak membuahkan hasil. Hal ini mengecewakannya, karena suku Tsaqif ternyata sangat tersinggung dengan ... (Hal.113-)


continue in the ebook -"Prophet Muhammad For Our Time"




Komentar

Postingan Populer