Pembicara Pro-Israel Monique: Mengundang Kritik Terhadap Program ILC Karni Ilyas
KRITIK TERHADAP ILC DAN KARNI ILYAS YANG MENGUNDANG PEMBICARA PRO ISRAEL, MONIQUE RIJKERS.
ARTOSULAWESI.MY.ID - Sangat disesalkan ILC (Indonesia Lawyers Club) yang digawangi oleh Karni Ilyas mengundang pembicara Pro-Israel yaitu Monique Rijkers. Monique Rijkers adalah seorang aktivis Yahudi pro Israel asal Indonesia berdarah Yahudi kelahiran Makassar dan pendiri organisasi nirlaba Hadassah of Indonesia, yayasan yang mengedukasi tentang keberagaman khususnya terkait Yahudi dan Israel. (wikipedia)
Kehadiran Monique Rijkers dalam berbagai acara yang terkait dengan perang Gaza dalam dua tahun terakhir di berbagai media Nasional adalah sebuah pelanggaran terhadap semangat konstitusi kita dalam berbangsa dan bernegara.
Mempertimbangkan posisi tersebut, seharusnya media tidak ada alasan untuk mengundang sosok pembela Israel ini. Jika Indonesia dan para awak media konsisten dengan sikap bahwa Israel adalah penjahat, perampok, dan pelaku genosida maka, tidak ada alasan pendukung kejahatan diberikan tempat untuk membela para penjahat dan penjajah tersebut.
Mungkin dengan alasan cover both side atau keberimbangan dalam peliputan media. Namun, kita juga harus tahu bahwa media mesti taat pada konstitusi, undang - undang dan nilai - nilai universal yang telah kita sepakati.
Meski dengan alasan edukasi, dan keberimbangan, dengan menghadirkan Monique Rijkers, perlu kita ingat bahwa tidak ada yang bisa menjamin bahwa bangsa Indonesia tidak ada yang tersesat oleh narasi - narasi yang pro - Israel yang selalu dipropagandakannya.
Dengan hadirnya Monique sang pendukung Zionis, akan menimbulkan rasa sakit hati, kemarahan, bahkan berpotensi menimbulkan kebingungan bagi rakyat Indonesia. Tidak menutup kemungkinan, ada banyak juga yang jadi simpati terhadap Israel dan mendukung Israel. Ini jelas nyata - nyata adalah pelanggaran terhadap konstitusi kita yang anti penjajahan.
Mungkin hanya sekedar diskusi, tapi perlu diingat mengakomodasi narasi pro-penjajah secara politis berarti memberikan kesempatan penjajah dan para pendukungnya untuk menjustifikasi kejahatan yang mereka lakukan.
Seharusnya media bisa bersikap jelas dan lantang serta detail terkait dengan keberpihakan terhadap konstitusi kita dan semangat pembelaan terhadap Palestina serta tidak bersikap ganda.
Kita mesti malu kepada Palestina, Palestina merupakan salah satu negara pertama yang mengakui Indonesia sebagai negara merdeka secara de facto.
Pengakuan ini disebarluaskan ke seluruh dunia oleh seorang mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini. Pasca-mengakui Indonesia merdeka, mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dan Muhammad Ali Taher, saudagar kaya Palestina, menyiarkan dukungan rakyat Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia. Dukungan tersebut disebarluaskan melalui radio berbahasa Arab di Berlin, Jerman. Demikian. Keterangan Foto: https://youtu.be/2dIyWoWEGc8?si=EAFx9-ufcD3iW63q (Candra Purna Irawan/Deliktum)
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda