PASAR SAHAM INDONESIA DAN KRISIS KEPERCAYAAN NASIONAL INDONESIA

PASAR SAHAM INDONESIA DAN KRISIS KEPERCAYAAN NASIONAL
PASAR SAHAM INDONESIA DAN KRISIS KEPERCAYAAN NASIONAL


 

 

ARTOSULAWESI.MY.ID, OPINI - Saya semakin prihatin melihat arah bangsa ini. Saya menulis ini karena kita, menurut saya, menghadapi krisis kepercayaan 2-3 bulan kedelapan.  Investor asing mulai berlari keluar. Minggu lalu dan kemarin Senin Oktober 27 paling parah.

Bukan hanya karena pasar saham kita terancam kehilangan kepercayaan dunia, tapi karena krisis kejujuran dan transparansi kini meresap di hampir semua bidang kehidupan kita — baik di pemerintahan, dunia usaha, maupun penegakan hukum.

Berita dari Bloomberg kemarin  menyebutkan potensi outflow hingga US$24 miliar dari pasar saham Indonesia akibat perubahan metodologi free float oleh MSCI.
Namun persoalannya jauh lebih dalam daripada sekadar angka dan laporan ekonomi.

Selama ini banyak perusahaan besar di Indonesia masih dikuasai oleh kelompok yang sama, dengan kepemilikan silang yang rumit dan tidak transparan.

Nilai free float yang semestinya mencerminkan keterbukaan pasar justru menutupi kenyataan bahwa likuiditas kita semu — hanya tampak sehat di permukaan.

Lebih parah lagi, ini mencerminkan masalah nasional yang lebih besar.
Transparansi di semua bidang kini dipertanyakan. Kejujuran — baik di sektor publik maupun swasta — semakin langka. Hukum lemah, penegakan tidak konsisten, dan rasa keadilan perlahan hilang dari ruang publik.

Akibatnya, yang menderita adalah Indonesia sendiri.
Rakyatlah yang menanggung akibatnya: harga naik, lapangan kerja berkurang, dan ekonomi kehilangan arah karena kepercayaan telah runtuh.

Kita tidak akan bisa menarik kembali kepercayaan dunia — atau bahkan kepercayaan rakyat sendiri — jika kita tidak berani memperbaiki diri.
Bangsa ini perlu reformasi kepercayaan, bukan hanya reformasi ekonomi.

Tegakkan hukum tanpa pandang bulu.
Bangun transparansi di setiap sektor.
Didik generasi muda untuk berani jujur.

Karena tanpa kejujuran, tidak akan ada pasar yang sehat, tidak ada pemerintahan yang kuat, dan tidak ada bangsa yang dipercaya. (PETER F. GONTHA). (Deddy)

Komentar

Popular Posts All Time